Kamis, 24 Januari 2013

MASAKAN DAERAH BETAWI / JAKARTA ( KERAK TELOR )


KERAK TELOR 

Sejarah Kerak Telor
        
Kepopuleran kerak telor sebagai primadona PRJ menjadikannya ikon kuliner Jakarta melebihi kuliner khas Betawi lainnya seperti gado-gado, karedok, asinan Betawi, dan ketoprak. Meski demikian, belum diketahui secara pasti bagaimana awal mula kemunculan makanan ini di PRJ. Ada yang bilang kerak telor pertama yang dijual di PRJ buatan orang Betawi Menteng. Kala itu tahun 1970-an, Jakarta masih banyak ditumbuhi pohon kelapa. Sekawanan Betawi Menteng yang dikomandoi oleh Pak Ook berusaha menemukan penganan nikmat berbahan dasar kelapa. Dimulailah upaya coba-coba mencampur kelapa parut, ketan, telur ayam, berikut bumbu-bumbunya. Setelah memperoleh racikan yang pas, mereka menjajakan penganan tersebut di PRJ yang saat itu digelar di kawasan Monas. Karena banyak yang menyukainya, penganan karya Pak Ook dan kawan-kawannya tersebut rutin dijual di area PRJ, yang belakangan dikenal dengan sebutan kerak telor. Namun, ada juga catatan yang menyatakan bahwa pelopor kerak telor di PRJ adalah Kong Husin, warga Kampung Baru (sekarang Mampang Prapatan). Masih menurut sumber tersebut, Kong Husinlah yang memperkenalkan kerak telor pada event PRJ di tahun 1969 lalu.
            Temuan terbaru Yahya Andi Saputra, seorang peneliti yang melakukan studi khusus kuliner Betawi, mengindikasikan kemunculan kerak telor tak luput dari proses akulturasi atau percampuran kebudayaan antar bangsa. Dalam laporannya, ia menyebutkan bahwa pada abad ke-5 Jakarta telah menjadi kawasan internasional, di mana berlangsung interaksi antar etnis dan bangsa di area pelabuhan Sunda Kelapa. Kegiatan perdagangan yang melibatkan etnis Tionghoa, India, Portugis, Arab dan warga lokal tersebut lambat laun mendorong akulturasi budaya, salah satunya kuliner. Pedagang dari Gujarat (India) misalnya, berandil dalam mengenalkan kari dan martabak. Sementara nasi kebuli, nasi goreng kambing, acar bawang merah dibawa oleh pedagang dari Arab. Warga keturunan Portugis di daerah Kampung Tugu (Jakarta Utara) masih mempertahankan kuliner warisan leluhur mereka melalui sajian kenari pada bolu karamel, talam singkong dan pindang serani. Dari beragam jenis makanan itulah, membuat Yahya yakin proses kemunculan kerak telor sebagai kuliner asli Betawi tergolong rumit, karena adanya faktor yang saling mempengaruhi antara budaya kaum pendatang dengan budaya lokal.     
        

Cara Membuat Kerak Telor :
Sebelum membuat kerak telor, sebaiknya persiapkan dahulu peralatan yang dibutuhkan seperti wajan beserta penutupnya, sendok wajan, wadah untuk mengocok telur, sendok makan, dan tungku berbahan bakar arang atau anglo. Sementara bahan dan cara membuatnya diuraikan berikut ini.

Resep Kerak Telor
(untuk 5 porsi)


Bahan-bahan :

  • 100 gram beras ketan putih, direndam semalam, tiriskan
  • 250 ml air
  • 100 gram kelapa parut kasar, disangrai untuk taburan
  • 5 butir telur bebek
  • 15 gram ebi, diseduh, disangrai, dihaluskan
  • 30 gram bawang merah goreng
  • 1 sendok makan minyak untuk menumis
  • Bawang merah goreng secukupnya untuk taburan

Bumbu halus:

  • 4 buah cabai merah keriting
  • 3 cm kencur
  • 1 cm jahe
  • 1/2 sendok teh merica

Cara membuat:

  1. Panaskan minyak. Tumis bumbu halus sampai harum.
  2. Panaskan wajan cekung. Beri 1,5 sendok makan beras ketan putih. Siram dengan 3 sendok makan air rendaman beras. Biarkan sampai setengah kering.
  3. 4. Kocok 1 butir telur bebek, 1/2 sendok teh bumbu halus, 1/2 sendok teh ebi, 1/2 sendok makan bawang merah goreng, 1/8 sendok teh garam, dan 1 /8 sendok teh gula pasir.
  4. Siram ke atas ketan. Aduk-aduk sambil diratakan di penggorengan. Biarkan sampai matang sambil ditutup. Balik penggorengan di atas bara api. Biarkan sampai matang. Angkat.
  5. Tabur kelapa sangrai dan bawang merah goreng.
  6. Sajikan selagi hangat.

 
  Pedagang kerak telor di PRJ sedang menyiapkan pesanan.

     
 

Kerak telor yang berbahan telur bebek.
        

 

Langkah-langkah membuat kerak telor
(sumber : www.selbyfood.blogspot.com)


 

Kerak telor
(sumber : http://nasiudukbetawi.com/mengenal-kerak-telor-lebih-dekat/)


Kandungan Gizi
Kerak telor tak hanya lezat di lidah saja, kandungan gizinya pun cukup baik. Dalam beras ketan putih terkandung karbohidrat 80%, lemak 4%, protein 6%, dan air 10% . Sementara kita tahu, telur salah satu sumber protein hewani. Dengan demikian, kerak telor merupakan makanan yang kaya akan karbohidrat dan protein. Kedua zat tersebut tentu berguna sekali bagi tubuh manusia. Karbohidrat misalnya, selain sebagai sumber energi, juga berfungsi untuk menjaga cadangan energi, serta pembentuk protein dan lemak dalam tubuh. Sedangkan protein berperan sebagai zat pembangun tubuh dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
            Indonesia sendiri menghadapi masalah gizi anak yang memprihatinkan, berupa masalah gizi kurang dan gizi buruk. Berdasarkan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, diketahui sekitar 70% anak usia sekolah kurang mendapat asumsi energi yang dibutuhkan, di mana prosentase kekurangan proteinnya mencapai 80%. Sementara penelitian lain yang dilakukan oleh Kepala Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan FKM UI Ahmad Syafiq PhD, menunjukkan bahwa jumlah anak yang rutin minum susu 2 gelas per hari tak banyak, kurang dari 40%. Sehingga diperkirakan sekitar 35% anak Indonesia postur tubuhnya lebih pendek dari standar usia mereka. Kesimpulannya, asupan gizi anak-anak Indonesia masih jauh dari kata “mencukupi”. Padahal masa kanak-kanak merupakan fase mereka untuk bertumbuh secara optimal, tentunya memerlukan asupan gizi yang memadai. Bila kondisi tersebut tak segera diantisipasi, dikhawatirkan anak-anak Indonesia menjadi lemah, letih, lesu, dikarenakan pasokan energi yang minim. Akibatnya ketika belajar, anak-anak sulit fokus, cenderung malas, sering menguap sehingga daya tangkap materi pelajarannya kurang maksimal.

            Menurut pakar gizi klinik Dr. Lianne Suniar, DA, Msc, SpGK, pemecahan masalah gizi anak menuntut pendekatan yang komprehensif menyangkut pendekatan ekonomi, pemberdayaan keluarga, edukasi pola asuh, pola hidup sehat serta pengetahuan penggunaan sumber daya alam sekitar. Namun yang tak kalah penting adalah bantuan asupan makanan. Nah, bantuan asupan makanan itu bisa ditempuh melalui jalan intervensi. Merujuk hasil penelitian Ahmad Syafiq PhD, yang mana sebagian besar anak Indonesia jarang minum susu, sementara makan ayam ataupun daging belum tentu bisa setiap hari. Maka, alternatif terbaik adalah makanan berbahan dasar telur karena harganya yang lebih murah dari ayam maupun daging. Kerak telor sebagai kudapan yang kandungan karbohidrat dan proteinnya tinggi, bisa dijadikan pilihan. Wujudnya yang seperti omelet, makanan khas Barat, bisa menarik minat anak-anak untuk menyukainya. Harga per porsinya pun cukup terjangkau, berkisar antara 8000 sampai 15000 rupiah. Adalah tugas orang tua memperkenalkan kuliner asal Betawi ini kepada putra-putri mereka. Walau mereka jarang minum susu, namun kebutuhan akan energinya masih bisa tercukupi dengan mengonsumsi kerak telor.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar